Selasa, 21 April 2009

Patut Waspada, Aksi OPM Jelang Pilpres

Situasi di Papua belakangan ini cukup memrihatinkan kita. Beberapa aksi kekerasan dua bulan terakhir terjadi di antaranya penyanderaan dan perampasan senjata serta penembakan anggota Polri, peledakan bom, penusukan terhadap warga dan pembakaran Gedung Rektorat Universitas Cenderawasih (Uncen).
Kondisi ini tentunya akan menimbulkan rasa takut masyarakat Papua jika tidak segera dilakukan upaya penyelesaian. Patut kita sadari bahwa keberadaan kelompok separatis di Papua mulai sejak penyerahan Papua dari Belanda ke Indonesia (pasca KMB) mereka tidak menerima Papua masuk ke dalam wilayah NKRI.
Perkembangan selanjutnya OPM mengangkat isu pelanggaran HAM, ketidakadilan pemerintah pusat terhadap kesejahteraan rakyat Papua dan sampai saat ini OPM terus berjuang untuk lepas dari NKRI melalui kekerasan dan jalur politik luar negeri.
OPM mengembangkan jaring di kalangan masyarakat bawah di semua pelosok utamanya daerah pegunungan dengan cara persuasif sampai dengan ancaman menggunakan senjata. Hal ini dilakukan sama dengan pola-pola Separatis lainnya dalam memperoleh dukungan. Rendahnya SDM serta tingkat kesejahteraan rakyat Papua pada umumnya, dimanfaatkan OPM dalam melakukan penggalangan.
Pemilu 2009 merupakan ajang yang tepat bagi OPM untuk menunjukkan eksistensinya dengan melakukan kekerasan dan teror. Pemilu Presiden yang akan datang masih memungkinkan untuk dimanfaatkan OPM dalam melakukan hal yang sama. OPM akan terus memanfaatkan moment dalam melakukan aksi untuk memperoleh perhatian dari pihak asing, untuk itu pemerintah pusat dan daerah melalui aparatnya harus merespon dengan serius atas kejadian yang telah terjadi dan melakukan upaya antisipasi agar kejadian yang sama tidak terjadi sebelum pihak asing yang merespon.
Kita semua yakin bahwa saudara-saudara kita masyarakat Papua butuh ketenangan dan keselamatan jiwa. Melihat beberapa kejadian kekerasan dua bulan terakhir di Papua, seluruh rakyat Indonesia ikut prihatin terhadap kondisi tersebut. Keamanan di Papua mutlak dilaksanakan utamanya menjelang Pemilu Presiden yang akan datang.
Sosialisasi pentingnya pengamanan kepada seluruh masyarakat Papua harus dilakukan untuk menyamakan persepsi atas keberadaan aparat keamanan itu sendiri. Tanpa aparat pengamanan, kondisi di Papua akan terus bergejolak. Lembaga-lembaga sipil tidak dapat meredam aksi-aksi kelompok separatis yang menggunakan senjata, masyarakat Papua setiap saat akan merasa khawatir akan keselamatan jiwanya apabila tidak ada yang melindungi.

Tidak ada komentar:

 

Friends