Minggu, 19 April 2009

Harga Minyak Asia Terpuruk saat Cadangan Minyak AS Meroket

Harga minyak mengalami penurunan di perdagangan Asia, Senin (20/4), karena melemahnya permintaan energi di negara yang dilanda resesi Amerika Serikat (AS).
Kontrak berjangka utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman April turun 82 sen menjadi US$49,51 per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei turun 80 sen menjadi US$52,55 per barel.
Pasar terpukul pekan ini setelah stok minyak mentah AS diberitakan mencapai posisi tertinggi dalam 18 tahun. Ini memberikan kesan bahwa permintaan di negara konsumen energi terbesar di dunia itu masih terus melemah.
Penurunan harga minyak kemungkinan juga merupakan reaksi yang tertunda terhadap data inventaris yang diterbitkan pada pekan lalu karena benar tak terduga. Ini disampaikan Tony Nunan, manajer manajemen resiko pada Mitsubishi Corp di Tokyo.
Departemen Energi Amerika Serikat (DoE) mengatakan, Rabu (15/4) lalu, cadangan minyak mentah naik 5,6 juta barel pada pekan yang berakhir 10 April lalu mencapai 366,7 juta barel. Ini tingkat tertinggi sejak September 1990.
"Secara fundamental kami mempunyai suatu masalah permintaan di dunia, termasuk Amerika Serikat," kata analis dari BMO Capital Markets Bart Melek. "Ketergantungan atas pasokan yang tengah berjalan ini bagi kami perlu waktu lama."
"Permintaan buruk dan persediaan pada level tertinggi," kata analis Peter Beutel dari perusahaan konsultan energi berbasis di AS, Cameron Hanover.
Persediaan minyak mentah sekarang tercatat 16,5 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Tidak ada komentar:

 

Friends